Pesawat Hercules Indonesia

Pesawat Hercules Indonesia

Tips Naik Pesawat Untuk Pemula

Bagi Grameds yang baru pertama kali hendak menggunakan pesawat untuk bepergian, mungkin akan merasa bingung dengan prosedur dari transportasi jenis ini.  Maka dari itu, Grameds perlu memahami berbagai hal yang penting untuk diperhatikan supaya tidak ketinggalan pesawat dan perjalanan menjadi lancar.

Lantas, bagaimana tata cara naik pesawat yang wajib untuk diketahui oleh pemula? Berikut ini panduan yang penting untuk Grameds simak!

Ambil Barang di Bagasi Ketika Sampai Tujuan

Cara naik pesawat tak sekadar sampai di situ, Grameds juga wajib memahami prosedur setelah turun dari pesawat dan sampai di tujuan. Grameds harus mengambil barang bawaan yang telah ditempatkan di bagasi. Jadi, Grameds jangan terburu-buru untuk meninggalkan bandara.

Informasi tentang adanya pesawat Hercules gratis untuk penerbangan ke Palu bagi keluarga korban gempa dan tsunami merupakan informasi yang tidak benar. Informasi yang tersebar melalui media pesan Whatsapp dan media sosial itu dibantah oleh pihak TNI Angkatan Udara. Melalui akun Twitter resminya, yakni @_TNIAU, TNI AU menyatakan bahwa pesawat Hercules TNI AU yang menuju Palu diutamakan membawa bantuan logistik, paramedis, obat-obatan, makanan siap saji, alat berat hingga mengangkut pengungsi korban gempa atau tsunami yang diutamakan lansia, wanita, dan anak-anak.

Sumber: Media Pesan Whatsapp dan Media Sosial

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10204988895997505&set=a.3023532322714&type=3&permPage=1

Bagi keluarga korban yg mau k

Palu bisa lewat Makassar, ada

penerbangan gratis pesawat

hercules mkassar palu, sehari 5 kali

penerbangan mulai hari ini besok

dan lusa..Mohon disebarkan : Untuk

Jadwal Hercules malam ini jam 19.00

dan 03.00 subuh besok. Di Lanud

Khusus untuk tim medis dan keluarga

korban yg ingin ke Palu.

Sertakan fotokopi KTP

Silahkan berkoordinasi dgn Riyan

Informasi tentang adanya pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara dioperasikan untuk keluarga korban gempa dan tsunami Palu beredar melalui media pesan Whatsapp dan media sosial. Dalam informasi tersebut disebutkan bahwa pesawat Hercules itu akan terbang dari Lanud di Makassar.

Menanggapi pesan tersebut, TNI AU membantah kalau ada pesawat Hercules yang diperuntukkan keluarga korban gempa dan tsunami Palu untuk menemui para korban. Melalui akun Twitter resminya, yakni @_TNIAU, TNI AU menyatakan bahwa pesawat Hercules TNI AU yang menuju Palu diutamakan membawa bantuan hingga mengangkut pengungsi korban gempa atau tsunami yang membutuhkan.

“Pesan yg beredar via WA ini TIDAK BENAR alias HOAKS.  Pesawat Hercules TNI AU yg MENUJU PALU diutamakan bawa bantuan logistik, paramedis, obat2an, makanan siap saji, alat berat dll.  DARI PALU angkut pengungsi diutamakan lansia, wanita, anak2 👤 #PrayForPaluDonggala #GempaSulteng,” cuit akun @_TNIAU.

Adapun, perihal fungsi pesawat Hercules di Palu juga sudah diterangkan oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto. Dilansir dari liputan6.com, Hadi mengatakan bahwa pesawat Hercules memang mengangkut korban gempa dan tsunami Palu, namun diprioritaskan untuk korban yang sakit.

“Hercules tetap jalan dua, tetapi nanti kami prioritaskan untuk yang sakit ya. Yang sehat nanti kami naikkan Pelni 3.000 sampai 5.000 orang. Sudah saya laporkan ke Pak Menko (Wiranto) tadi sudah beres. Enggak ada masalah, aman. Besok saya ke sana sama Pak Menko juga,” pungkas Hadi.

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/755971158068755/

https://twitter.com/_TNIAU/status/1046400612529713153

https://www.liputan6.com/news/read/3656553/panglima-tni-hercules-untuk-korban-sakit-warga-palu-diangkut-kapal-pelni

https://www.suara.com/news/2018/10/01/151908/tni-au-nyatakan-info-penerbangan-hercules-gratis-ke-palu-hoaks

Rosario de Marshall,[1] lebih dikenal sebagai Hercules, adalah seorang gangster dan broker politik Indonesia yang berasal dari Timor Timur (sekarang Timor Leste). Hercules adalah kuli angkut TNI-AD selama pendudukan Indonesia di Timor Timur. Setelah pindah ke Jakarta, ia membentuk geng preman miliknya sendiri di kecamatan Tanah Abang, yang menguasai dunia kriminal Jakarta pada tahun 1990-an. Saat ini, Hercules mempertahankan status selebriti sebagai gangster yang menakutkan, kadang-kadang muncul di program TV serta majalah tabloid. Ia juga terkenal karena ikatan politiknya dengan kandidat capres 2014 dan 2019, Prabowo Subianto.

Rosario lahir pada tahun 1960an di Timor Portugis, tumbuh di era kekacauan yang dilatarbelakangi invasi Indonesia ke Timor Timur (1975–1976) dan pendudukan selanjutnya oleh tentara nasional Indonesia.[1] Ia pertama kali melakukan kontak dengan tentara Indonesia melalui Kolonel Gatot Purwanto sekitar tahun 1975.[2] Dia kemudian menjadi yatim piatu pada tahun 1978 setelah orang tuanya tewas dalam pemboman yang melanda kota Ainaro. Sejak itu, ia tergabung sebagai kurir yang memberikan bantuan logistik kepada pasukan khusus, Kopassus Indonesia di bawah program Tenaga Bantuan Operasi (TBO).[1][3] "Hercules" adalah nama kode yang diberikan kepada Rosario oleh tim komunikasi radio Kopassus.[2]

Selama menjadi anggota TBO, Hercules terlibat dalam pertempuran kecil dengan perlawanan pro-kemerdekaan Falintil. Helikopternya jatuh saat pertempuran, menyebabkan dia kehilangan mata kanan dan tangan kanannya. Hercules kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto di Jakarta untuk dioperasi.[2] Hercules mengucapkan terima kasih kepada Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Satuan Komando Nanggala atas dukungan yang diterimanya selama ini. Hercules dikenal memiliki kesetiaan yang 'tak tergoyahkan' terhadap Prabowo sejak saat itu.[3]

Sejak akhir tahun 1980-an, Hercules menetap di Jakarta bersama beberapa pemuda Timor Timur, diberi pekerjaan sebagai insinyur komponen kelistrikan. Dia segera meninggalkan pekerjaannya, pindah ke kawasan komersial Tanah Abang setelah berganti pekerjaan. Setelah menetap di Tanah Abang, ia membentuk geng preman bersama sesama migran Timor, termasuk Logo Vallenberg dan Alfredo Monteiro Pires.[2] Ia kemudian segera berhasil membangun usahanya melalui bisnis pemerasan dan mucikari. Ia juga melakukan pemerasan politik atas nama tentara Indonesia, untuk menyingkirkan dan mengintimidasi gerakan pro-kemerdekaan Timor di Jakarta.[3]

Kerajaan premannya runtuh pada akhir tahun 1990-an setelah beberapa anggota geng Hercules menolak berpartisipasi dalam demonstrasi pro-integrasi. Sejak itu, gengnya kehilangan perlindungan militer, dan Prabowo membiarkan geng preman lainnya mengambil alih gerakan bawah tanah Tanah Abang. Ia dicopot dari jabatannya setelah terjadi pertarungan brutal melawan geng Betawi dan Madura yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Bang Ucu dan Abraham Lunggana.[1][3]

Setelah digulingkan dari dunia bawah Tanah Abang, ia membangun kembali reputasinya melalui bisnis penagihan utang dan jaminan. Ia memiliki banyak lahan serta usaha pertanian dan perikanan, membuatnya menjadi sosok yang dermawan. Ia adalah sosok yang disegani di kalangan migran dari Indonesia Timur, yang menyediakan pekerjaan, jaringan, dan perlindungan bagi pendatang baru. Dia tetap bersaing dengan tokoh kejahatan terorganisir lainnya, termasuk John Kei dan Basri Sangaji. Sejak tahun 2008, Prabowo mendekati kembali Hercules setelah mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Sebuah organisasi sosial bernama Gerakan Rakyat untuk Indonesia Baru (GRIB) didirikan pada tahun 2011 oleh Hercules untuk memobilisasi jaringan preman gangsternya, tokoh-tokoh kuat lokal, kelompok main hakim sendiri, dan mantan milisi untuk mendapatkan dukungan politik di tingkat akar rumput terhadap Prabowo.[3]

Rosario de Marshall,[1] commonly known as Hercules, is an Indonesian gangster and political broker hailed from the current Timor-Leste. Hercules was a porter for the Indonesian army during the Indonesian occupation of East Timor. Once moved to Jakarta, he formed his own preman gang in the Tanah Abang district, ruling the Jakartan criminal underworld during the 1990s. Today, Hercules retains a celebrity status as a fearsome gangster, occasionally appearing on TV programs as well as tabloid magazines. He is also notable for his political ties with the 2014 and 2019 Indonesian presidential election candidate Prabowo Subianto.

Rosario was born in the 1960s in the Portuguese Timor, growing up during the chaotic era in the backdrop of the Indonesian invasion of East Timor (1975—1976) and the subsequent occupation by the Indonesian national army.[1] He first made contact with the Indonesian army through colonel Gatot Purwanto around 1975.[2] He was then orphaned in 1978 after his parents were killed in a bombing hitting the town of Ainaro. Since then, he was incorporated as a courier who provided logistical assistance to the Indonesian special forces, Kopassus under the Tenaga Bantuan Operasi (TBO) program.[1][3] "Hercules" was a code name given to Rosario by the Kopassus' radio communication team.[2]

During his year as a TBO personnel, Hercules was involved in a skirmish with the Falintil pro-independence resistance. His helicopter crashed during the fighting, leading to him losing his right eye and right hand. Hercules was then taken to Gatot Soebroto Army Hospital in Jakarta for operation.[2] Hercules thanked Prabowo Subianto, who was serving a commander of Nanggala commando units, for the support he received during this time. Hercules is known for having "unwavering" loyalty toward Prabowo since then.[3]

Since the late 1980s, Hercules settled in Jakarta along with several East Timorese youths, given a job of electrical parts engineer. He soon abandoned the job, moving to the commercial district of Tanah Abang after switching jobs. After settling in Tanah Abang, he formed a preman gang along with the fellow Timorese migrants, including Logo Vallenberg and Alfredo Monteiro Pires.[2] He then immediately succeed to build his enterprise through racketeering and pimping businesses. He also carried out political extortion on behalf of the Indonesian army, to weed out and intimidate pro-independence Timorese movements in Jakarta.[3]

His preman empire collapsed in the late 1990s after some of the members of the Hercules gang refused to participate in the pro-integration rally. Since then, his gang lost military protection, and Prabowo allowed other preman gangs to take over Tanah Abang underground. He was dethroned after brutal fighting against Betawi and Madurese gangs, led by figures such as Bang Ucu and Abraham Lunggana.[1][3]

After being overthrown from the Tanah Abang underworld, he rebuilt his reputation through debt collecting and security businesses. He owned multiple lands as well as agricultural and fishery businesses, turning him into akin to philanthropist figure. He was a respected figure among the migrants from East Indonesia, providing newcomers jobs, networks as well and protections. He remained in rivalry against other organized crime figures as well, including John Kei and Basri Sangaji. Since 2008, Prabowo reapproached Hercules after founding the Great Indonesia Movement (Gerindra) Party. A social organization called the Peoples Movement for a New Indonesia (GRIB) was established in 2011 by Hercules to mobilize his network of preman gangsters, local strongmen, religious vigilante groups, and ex-militia for the grassroots level political support toward Prabowo.[3]

Jenis Pesawat di Indonesia – Untuk saat ini, pesawat terbang masih menjadi alat transportasi yang paling cepat dan paling praktis.

Tak hanya itu, kenyamanan serta servis yang optimal juga menjadikan pesawat sebagai moda transportasi yang favorit. Meski demikian, tahukah Grameds bahwa kenyamanan kita juga bergantung pada tipe pesawat yang dipakai?

Duduk di Kursi yang Sesuai dengan Tiket

Kita bisa naik pesawat setelah petugas mengumumkan keberangkatan di terminal yang sesuai. Setelah dipanggil, Grameds harus menunjukkan boarding pass yang sudah Grameds miliki sebagai salah satu syarat penerbangan.

Setelah itu, Grameds dapat duduk di nomor kursi yang sesuai dengan nomor yang tertera dalam tiket pesawat. Cek juga kelas penerbangan yang sudah Grameds beli.

Jenis Pesawat di Indonesia

Lantas, apa saja tipe pesawat yang paling banyak digunakan oleh industri penerbangan di Indonesia? Mari, temukan jawabannya dalam artikel berikut ini!

Pertama, mari berkenalan dengan pesawat tipe Boeing 737. Tipe pesawat Boeing 737 kerap digunakan untuk penerbangan dengan rute pendek hingga menengah. Boeing 737 sendiri masih dibagi menjadi beberapa sub-tipe, yaitu:

Pesawat ini memiliki kapasitas yang beragam, mulai dari 85 hingga 215 penumpang. Dapat dikatakan, bahwa Boeing 737 adalah tipe pesawat yang paling laris sepanjang sejarah. Tahun 1967 merupakan tahun dimana Boeing 737 pertama kali diproduksi dan pada 13 Maret 2018, pesawat tersebut sudah terjual hingga 10.000 unit!

Di Indonesia, perusahaan penerbangan yang masih memakai Boeing 737 adalah Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Lion Air. Sementara, maskapai penerbangan luar negeri yang menggunakan Boeing 737 adalah China Southern Airlines, Malaysia Airlines, Korean Air dan Egypt Air.

Seri pesawat lainnya yang paling banyak digunakan oleh industri penerbangan adalah Airbus A320. Serupa dengan Boeing 737, Airbus A320 adalah tipe pesawat jet yang memiliki mesin ganda dengan jarak pendek hingga menengah. Seri Airbus A320 memiliki kemampuan untuk menampung hingga 236 penumpang serta mampu terbang dengan jarak 3.100 km hingga 12.000 km.

Pesawat tipe Airbus A320 pertama kali diperkenalkan pada Maret 1984 dan terbang untuk pertama kalinya pada 22 Februari 1987. Tercatat, hingga 31 Mei 2019, seri Airbus A320 sudah diproduksi sebanyak 8.845 unit dan masih ada 5.795 unit dengan status dalam pemesanan.

Perusahaan penerbangan dalam negeri yang menggunakan pesawat tipe Airbus A320 adalah Batik Air, Citilink dan Lion Air. Maskapai Scoot juga menggunakan pesawat Airbus A320 untuk rute penerbangan Jakarta-Singapura.

Berbeda dengan pesawat lain, pesawat tipe ATR 72 tak memakai mesin jet, tetapi menggunakan tipe pesawat turboprop dengan mesin ganda. ATR 72 khusus digunakan untuk melayani rute penerbangan dengan jangka pendek. Tak hanya dipakai sebagai pesawat komersial, ATR 72 juga digunakan untuk pesawat patroli maritim serta pesawat kargo.

Karena hanya digunakan untuk penerbangan dengan rute pendek, kapasitas penumpang dari tipe pesawat ini juga kecil. ATR 72 adalah tipe pesawat yang memiliki seat 2-2 serta mampu mengangkut hanya 68-78 penumpang. Maskapai dalam negeri yang menggunakan ATR 72 adalah Wings Air, contoh rutenya adalah Ternate ke Pulau Morotai dan Sorong ke Manokwari.

Jika pada poin sebelumnya membahas mengenai pesawat dengan rute pendek hingga menengah, sekarang giliran pesawat dengan rute yang jauh. Boeing 777 adalah pesawat jet dengan mesin ganda dan ukuran badan yang lebar serta mampu menampung kurang lebih 314 hingga 396 penumpang sekaligus.

Boeing 777 digunakan sebagai pesawat komersil untuk pertama kalinya oleh United Airlines pada 7 Juni 1995. Hingga pada Januari 2019, Boeing 777 sudah dipesan sebanyak 2.013 unit, jumlah tersebut terbilang lebih banyak apabila dibandingkan dengan pesawat berbadan lebar yang lainnya. Boeing 777 digunakan oleh Emirates untuk penerbangan dengan rute Dubai-Riyadh dan Dubai-Jakarta serta digunakan juga oleh Malaysia Airlines untuk penerbangan dengan rute Kuala Lumpur-Dubai.

Kembali pesawat dari Airbus untuk unjuk diri, mari berkenalan dengan pesawar Airbus A330. Tipe ini merupakan pesawat jet dengan ganda yang melayani rute penerbangan menegah hingga jarak jauh. Airbus A330 bisa menjangkau 5.000 km dan bahkan hingga 13.430 km serta mampu untuk membawa hingga 335 penumpang. Airbus A330 mempunyai tipe seat 2-4-2.

Pesawat Airbus A330-200 memiliki kemampuan untuk menampung hingga 406 penumpang, sementara Airbus A330-300 mempunyai kapasitas maksimal hingga mencapai 440 penumpang. Etihad Airways adalah maskapai yang memakai pesawat dengan tipe Airbus A330, contoh rutenya adalah dari Abu Dhabi ke Dublin, Irlandia dan Jakarta ke Abu Dhabi. Begitu pula dengan Air China Airlines yang menggunakan Airbus A330 untuk penerbangan dengan rute Jakarta-Beijing.

Juga dikenal dengan sebutan Dreamliner, Boeing 787 merupakan pencapaian yang luar biasa dari Boeing karena mempunyai efisiensi bahan bakar apabila dibandingkan dengan pesawat tipe lainnya. Ukurannya yang besar dapat memuat 242 hingga 335 penumpang dengan sekaligus, pesawat Boeing 787 memiliki tipe seat 3-3-3. Boeing 787 dirilis pertama kali pada 15 Desember 2009 serta digunakan untuk penerbangan pertama kalinya oleh All Nippon Airways pada 26 Oktober 2011.

Boeing 787 mempunyai tiga sub tipe, yakni 787-8, 787-9 dan 787-10. Perbedaan di antara tiga tipe tersebut ialah berdasarkan dari ukuran serta kapasitas penumpang. Tipe pesawat Boeing 787 dipakai oleh beberapa maskapai, seperti Etihad Airways, American Airlines, Qatar Airways, Japan Airlines, dan Air China.

Berlanjut ke Airbus A321, pesawat jet yang memiliki mesin ganda serta melayani penerbangan dengan rute jarak pendek hingga menengah. Airbus A321 pertama kali diterbangkan pada 11 Maret 1993, tetapi baru diperkenalkan pada tahun 1994 oleh maskapai penerbangan yang berasal dari Jerman, yakni Lufthansa. Hingga pada Januari 2019, Airbus A321 sudah terjual hingga 1.850 unit.

Airbus A321 dibagi menjadi dua sub tipe, yakni A321 dan A321 Neo. Kapasitas maksimal yang dimiliki oleh A321 adalah bisa memuat 220 hingga 240 penumpang, sementara A321 Neo bisa memuat hingga 244 penumpang. Airbus A321 dipakai oleh beberapa maskapai, seperti Delta Airlines, Lufthansa dan Vietnam Airlines.

Berbeda dengan pesawat-pesawat lainnya, Boeing 747 adalah pesawat komersial yang memiliki badan lebar serta dilengkapi dengan empat jet pada bagian sayapnya. Tidak mengherankan apabila Boeing 747 dijuluki sebagai jet jumbo. Siapa yang menyangka, Boeing 747 pertama kali diluncurkan pada 9 Februari 1969 dan baru diperkenalkan dengan cara komersial pada tahun 1970 oleh Pan American World Airways. Per Juni 2014 Boeing 747 sudah terjual hingga lebih dari 1.500 unit.

Boeing 747 bisa menampung mulai dari 276 hingga 467 penumpang. Per Januari 2019, ada puluhan maskapai penerbangan yang memakai Boeing 747 sebagai salah satu unit penerbangannya, seperti Thai Airways International, Saudia Arabian Airlines, Virgin Atlantic, Qantas, Cathay Pacific, Korean Air, dan lain sebagainya. Tidak sekadar digunakan untuk pesawat komersial, Boeing 747 juga banyak digunakan sebagai pesawat kargo, lho!

Serupa dengan Boeing 747, Boeing 707 adalah pesawat jet empat mesin yang memiliki ukuran sedang serta dipakai untuk penerbangan dengan rute menengah ke jarak jauh. Pesawat ini mempunyai kapasitas penumpang antara 140 hingga 219 penumpang serta dapat menempuh jarak antara 4.630 km hingga 10.650 km. Pada 20 Desember 1957, pesawat Boeing 707 pertama kali diluncurkan.

Selain digunakan untuk pesawat komersial, Boeing 707 juga dipakai sebagai pesawat militer. Tidak sekadar digunakan oleh angkatan udara Kanada dan Amerika, Boeing 707 juga dimanfaatkan oleh TNI Angkatan Udara Republik Indonesia, lho! Disamping itu, angkatan udara Iran, Kolombia, Argentina, Mesir dan Australia juga memakai pesawat dengan tipe yang sama.

Terakhir, ada pesawat tiper Airbus A380 sebagai pesawat paling banyak yang digunakan oleh maskapai penerbangan. Pesawat ini disebut juga sebagai pesawat penumpang palig besar yang diproduksi oleh Airbus. Airbus A380 juga merupakan rival utama dari Boeing 747. Pesawat tipe ini dapat menampung hingga 575 penumpang sekaligus.

Meski demikian, Airbus mengumumkan akan menghentikan produksi Airbus A380 pada tahun 2021, karena pelanggan utamanya, yakni Emirates, membatalkan pesanan 39 pesawat serta menggantinya dengan 40 unit A330-900 dan 30 unit A350-900. Padahal, tipe Airbus A380 digunakan oleh berbagai maskapai, mulai dari British Airways, Lufthansa, Singapore Airlines, Qantas dan Air France.

Siapkan Dokumen yang Dibutuhkan

Hal penting lainnya yang perlu Grameds perhatikan ketika bepergian dengan menggunakan pesawat, yaitu menyiapkan dokumen. Umumnya, dokumen yang digunakan sebagai persyaratan untuk naik pesawat ialah KTP atau SIM asli dengan tujuan untuk dalam negeri.

Sementara untuk perjalanan ke luar negeri, memerlukan paspor dan negara tujuan sebagai persyaratannya. Untuk tiket pesawat, Grameds dapat menunjukkan bentuk digitalnya dengan melalui gadget ataupun dengan mencetaknya dalam bentuk fisik.

Selain itu, lengkapi juga persyaratan lainnya yang diperlukan untuk bepergian ketika masa pandemi COVID-19.  Berdasarkan pada kebijakan pemerintah di masa new normal, salah satu syarat wajib unyuk penumpang yang hendak melakukan penerbangan, yakni dengan melampirkan bukti telah melakukan vaksin ketiga (booster).

Bagi calon penumpang yang belum melakukan booster vaksin, dapat menunjukkan hasil PCR/Antigen yang negatif. Jangan lupa untuk selalu mematuhi seluruh protokol kesehatan yang berlaku dengan cara mengenakan masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir.

Pahami Peraturan Bagasi

Cara naik pesawat bagi pemula yang berikutnya dan perlu Grameds perhatikan ialah dengan memahami peraturan bagasi. Hal ini dilakukan supaya Grameds memahami barang bawaan apa saja yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk dibawa dalam bagasi.

Tiap-tiap maskapai mempunyai peraturan bagasinya masing-masing, jadi cermati dengan seksama sebelum tiba pada jadwal keberangkatan. Beberapa barang yang umumnya tak diizinkan, yakni benda tajam, cairan, bahan mudah terbakar, dan bahan mudah meledak.

Jenis makanan maupun minuman tertentu juga berkemungkinan untuk dilarang diletakkan di bagasi. Grameds yang akan bepergian dengan menggunakan pesawat juga sebaiknya tak membawa barang terlalu banyak apabila tidak ingin dikenai biaya bagasi tambahan.

Pesan Tiket Pesawat Sesuai Tujuan

Langkah pertama yang perlu Grameds lakukan sebelum naik pesawat tentu saja dengan memesan tiket yang sesuai dengan destinasi. Cara yang paling mudah untuk memesan tiket pesawat, yaitu dengan memakai aplikasi maskapai atau website resmi agen perjalanan secara online.

Grameds juga bisa membeli tiket pesawat langsung ke agen maskapai atau agen perjalanan terkait. Saat membeli tiket pesawat, pastikan bahwa jadwal keberangkatan, tujuan, serta jenis maskapainya sudah sesuai.

Selain itu, penting bagi Grameds untuk mengecek wilayah yang hendak dituju. Semenjak pandemi COVID-19, tak semua daerah dapat menerima wisatawan. Regulasi wisatawan bagi tiap-tiap wilayah juga berbeda.

Datang ke Bandara Lebih Awal dari Jadwal Keberangkatan

Apabila Grameds baru pertama kali menggunakan pesawat, sebaiknya datang ke bandara dengan waktu yang jauh lebih awal dibandingkan dengan jadwal keberangkatan yang sudah tertera dalam tiket. Minimal 2-3 jam sebelum waktu penerbangan pesawat sehingga Grameds bisa lebih aman serta tidak ketinggalan pesawat.

Beberapa jam tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurus keperluan dan prosedur lain sesuai dengan ketentuan dari masing-masing maskapai. Ketika Grameds akan pergi ke luar negeri, akan ada prosedur tambahan pada bagian imigrasi yang mungkin akan menghabiskan waktu yang lama.

Perhatikan Prosedur Check-in

Sebelum masuk ke dalam pesawat, Grameds wajib melakukan check-in di bandara. Grameds wajib memerharikan prosedur check-in yang akan dilakukan oleh petugas bandara sehingga Grameds bisa naik pesawat serta melakukan perjalanan dengan nyaman.

Umumnya, prosedur check-in yang dilakukan oleh petugas ialah verifikasi dokumen serta persyaratan terbang yang lainnya. Untuk melakukannya, Grameds harus pergi ke kloter maskapai yang sesuai. Lalu, menunjukkan identitas diri sebagai syarat untuk melakukan penerbangan.

Setelah semuanya sudah lolos uji, petugas akan memberikan boarding pass supaya Grameds bisa naik ke pesawat.